Tragedi Laut Bali KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam, Tim SAR Masih Mencari Korban Hilang

Sebuah tragedi laut kembali mengguncang Indonesia. Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam di perairan Selat Bali, menewaskan sedikitnya 5 orang dan menyebabkan puluhan lainnya masih hilang. Peristiwa memilukan ini terjadi pada Selasa pagi saat kapal dalam perjalanan dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

Kecelakaan ini langsung memicu respons cepat dari tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI AL, Polairud, serta relawan kemanusiaan. Evakuasi dramatis tengah berlangsung di tengah kondisi cuaca yang tidak bersahabat dan arus laut yang kuat.


Kronologi Singkat Tenggelamnya Kapal

KMP Tunu Pratama Jaya dikabarkan mengalami masalah teknis sesaat setelah meninggalkan Pelabuhan Ketapang. Kapal yang membawa puluhan penumpang dan kendaraan itu mulai mengalami kemiringan di bagian belakang, disusul masuknya air laut yang tidak dapat dikendalikan oleh awak kapal.

Menurut salah satu penumpang yang selamat, suara dentuman keras terdengar sebelum kapal mulai miring. “Kapal mendadak miring ke kiri, orang-orang langsung panik. Dalam hitungan menit, air sudah naik ke dek kendaraan,” ujar Sulastri, penumpang asal Situbondo.


Upaya Evakuasi dan Pencarian

Basarnas Jembrana langsung mengerahkan beberapa kapal penyelamat dan helikopter untuk melakukan pencarian di sekitar lokasi tenggelamnya kapal. Hingga saat ini, 40 orang berhasil diselamatkan, namun sekitar belasan lainnya masih dalam pencarian.

Kepala Kantor SAR Bali, Gede Darmada, menyatakan bahwa pencarian akan terus dilakukan tanpa batas waktu selama kondisi memungkinkan. “Kami fokus menyisir radius lima mil laut dari titik tenggelam. Tim penyelam juga dikerahkan untuk memeriksa kemungkinan korban terjebak di dalam bangkai kapal,” ujarnya.


Kondisi Cuaca dan Tantangan Pencarian

Cuaca buruk di Selat Bali menjadi salah satu tantangan utama dalam proses penyelamatan. Gelombang laut setinggi 2-3 meter dan angin kencang menghambat pergerakan kapal penyelamat. Meski demikian, para petugas tetap berjibaku menembus ombak untuk menyelamatkan korban.

“Waktu sangat krusial. Kami terus berusaha secepat mungkin karena setiap menit berarti untuk nyawa korban,” ujar Komandan Tim SAR, Letkol Laut Indra Nugraha.


Kecelakaan yang Mengundang Sorotan Nasional

Kecelakaan ini menjadi sorotan nasional karena menyangkut keselamatan transportasi laut yang selama ini menjadi salah satu andalan masyarakat antarpulau. Banyak pihak mempertanyakan standar kelayakan kapal dan sistem pengawasan pelayaran di Indonesia, terutama di jalur padat seperti Selat Bali.

Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Perhubungan segera melakukan investigasi menyeluruh terkait penyebab kecelakaan. “Kami akan meminta pertanggungjawaban penuh. Ini bukan kecelakaan pertama dan tidak boleh terus terjadi,” kata Ketua Komisi V DPR.


Pemerintah dan Dukungan Kemanusiaan

Presiden Joko Widodo turut menyampaikan belasungkawa mendalam atas tragedi ini dan memerintahkan Menteri Perhubungan serta Kepala Basarnas untuk meningkatkan koordinasi pencarian dan menjamin seluruh korban ditangani dengan layak.

Sementara itu, masyarakat sekitar Pelabuhan Gilimanuk membuka posko bantuan bagi keluarga korban. Bantuan logistik, makanan, serta layanan konseling disediakan oleh pemerintah daerah dan organisasi kemanusiaan.


Doa dan Harapan

Tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. Harapan besar tertuju pada keberhasilan tim SAR untuk menemukan seluruh penumpang yang masih hilang.

Salah satu keluarga korban, Wahyudi, masih menunggu kabar istrinya yang belum ditemukan. “Saya hanya ingin tahu dia selamat atau tidak. Setiap detik sangat menegangkan,” katanya sambil menahan air mata.


Penutup: Saatnya Evaluasi Total Transportasi Laut

Kecelakaan ini menjadi pengingat keras akan pentingnya keselamatan pelayaran di Indonesia, terutama pada jalur padat seperti Selat Bali. Diperlukan langkah konkret dari pemerintah untuk mengevaluasi sistem transportasi laut secara menyeluruh: mulai dari kelaikan kapal, pelatihan awak, hingga standar keselamatan penumpang.

Semoga seluruh korban dapat ditemukan dan kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

By Omagah